Laporan hasil pengawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 39 ayat (1) dinyatakan : Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tugas pengawasan mengimplikasikan adanya tenaga pengawas pendidikan yang dikenal dengan istilah pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan dan pengawas mata pelajaran, atau pengawas kelompok mata pelajaran (PP 74 Tahun 2008). selengkapnya klik di sini

jadwal MGMP

Assalamu Alaikum WR.WB info buat bapak/ibu guru seni Budaya seluruh wilayah Sidrap bahwa MGMP SENI BUDAYA jadwal tetap pada hari Jumat jam 14.00 (minggu ke 3 setiap bulannya)-(hari efektif)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan taufik-Nya sehingga Proposal Penelitian Tindakan Sekolah, yang berjudul ”Meningkatkan Kemampuan Guru-guru Mata Pelajaran Seni Budaya Di Beberapa SMP Dalam Penggunaan Metode Demonstrasi Melalui Kegiatan Pelatihan Di Kabupaten Sidenreng Rappang”, dapat disusun sebagaimana mestinya.

Saya menyadari bahwa PTS ini dapat diselesaikan berkat dukungan moril maupun matiril dari berbagai pihak, untuk itu saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya utamanya kepada :
1. Teman pengawas yang banyak memberikan motivasi untuk melakukan penelitian ini.
2. Teman dan kerabat yang telah memberikan bantuan tenaga dan pikirannya sehingga Penelitian ini dapat terselesaikan
3. Sekolah-sekolah yang menjadi obyek penelitian
4. Pihak-pihak yang tidak sempat saya cantumkan namanya.

Demikian penelitian ini saya buat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Sidrap, …. …….2011


Bambang Kaston

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
I. JUDUL 1
II. BIDANG KAJIAN 1
III. PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 5
C. Identifikasi Masalah 6
D. Cara Memecahkan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 7
F. Manfaat Penelitian 7
G. Tinjauan Pustaka 7
1. Pengertian Media Pembelajaran 7
2. Media Demonstrasi 8
H. Rencana Prosedur Penelitian 9
a. Rencana Penelitian 9
b. Prosedur Penelitian 10
1) Disain Penelitian 10
2) Variabel Penelitian 10
3) Operasionalisasi Variabel 10
4) Model Penelitian 11
5) Populasi dan Sampel 11
6) Refleksi 11
I. Langkah dan Jadwal Penelitian 12
J. Biaya Penelitian 12
DAFTAR PUSTAKA 13
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
I . JUDUL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU – GURU MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI BEBERAPA SMP DALAM PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN PELATIHAN DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

II. BIDANG KAJIAN
KEMAMPUAN GURU – GURU MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DALAM PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

III. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahamaan yang cukup tentang media pengajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan., kepribadian maupun tanggung jawab sebagai warga negara.
Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada pada titik sentral dan setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di kelas. Untuk menunjang ini perlu adanya manajemen kelas yang baik, salah satu di antaranya pembenahan pendekatan dalam pembelajaran seni budaya melalui pendekatan proses demonstrasi.
Menurut kenyataan di lapangan, diketahui bahwa pembelajaran menggambar kurang mendapatkan perhatian sewajarnya. Pelly & Efendi (dalam Syamsi ,1999: 1) mengatakan bahwa pembelajaran proses demonstrasi dan menggambar yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini kurang mendapatkan perhatian, baik dari siswa maupun guru. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran seni budaya selama ini masih dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tradisional, yang dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif karena guru men-dominasi sebagian besar aktivitas proses belajar mengajar dan siswa cenderung pasif. Siswa lebih berposisi sebagai objek daripada sebagai subjek sehingga pembelajaran menggantungkan sepenuhnya pada inisiatif guru yang dianggap sebagai sumber belajar.
Permasalahan pendekatan pembelajaran dalam kaitan dengan pengelolaan pembelajaran seni budaya tidak sederhana. Proses pembelajaran seni budaya banyak menghadapi masalah dan hambatan. Hambatan dan permasalahan dalam pembelajaran seni budaya dapat bersifat khusus dan umum. Kesiapan mental siswa seperti motivasi dan perhatian perlu mendapat perhatian bagi guru. Motivasi siswa dalam pembelajaran seni budaya rendah, hal ini terlihat dari antusias, kesadaran dan kemauan yang kuat untuk berjuang secara gigih, untuk bertanya dan atau mengutarakan idenya. Perhatian siswa dalam pembelajaran seni budaya kurang, hal ini tampak waktu guru menjelaskan cara menggambar yang benar. Banyak siswa yang konsentrasinya terbagi.
Permasalahan lain dalam pembelajaran seni budaya di SMP tersebut adalah dari faktor guru. Guru masih menggunakan pendekatan tradisional, dominasi guru tinggi, guru hampir tidak berkeliling mendekati siswa untuk membantu atau melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menggambar. Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran seni budaya di Sekolah Menengah Atas tersebut perlu ditingkatkan kualitasnya agar siswa mempunyai kemampuan menggambar dengan baik. Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama bidang keterampilan menggambar dan demonstrasi diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas siswa. Adapun upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar menggambar seperti itu adalah menggunakan pendekatan yang menekankan pentingnya proses belajar bagi subjek didik, yakni pendekatan proses.
Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian di 7 (tujuh) Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Sidrap, diantaranya :
1. SMP NEGERI 4 MARITENGNGAE
2. SMP NEGERI 1 PANGSID
3. SMP NEGERI 1 PANCA RIJANG
4. SMP NEGERI 2 PANCA RIJANG
5. SMP NEGERI 1 WATTANG PULU
6. SMP SWASTA MUHAMMADIYAH PANGSID
7. SMP NEGERI 1 DUA PITUE
Sehingga memilih judul : MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU – GURU MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI BEBERAPA SMP DALAM PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN PELATIHAN DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG.
Namun dalam hal ini penulis telah mempertimbangkan situasi dan kondisi maka penulis lebih cenderung memilih obyek pada SMP Negeri 4 Maritengngae sebagai pusat penelitian. Berangkat dari berbagai permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mencoba mengungkap dan memecahkan permasalahan tersebut melalui penelitian tindakan sekolah. Pada pengelolaan perencanaan pembelajaran, seorang guru dituntut untuk melakukan pemikiran strategi manajemen desain model pembelajaran untuk memperkirakan tingkat pencapaian yang dapat dijangkau oleh peserta didiknya
Oleh karena itu SMPN 4 Maritengngae dijadikan sebagai objek penelitian tentang pendekatan proses demonstrasi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran seni budaya.
B. Rumusan Masalah
DOWNLOAD DISINI

Jenis Tari Tunggal Daerah Setempat

Tari Tunggal adalah tarian yang dibawakan atau dimainkan oleh seorang penari, atau dua orang tetapi secara bergantian, Tarian ini biasanya menggambarkan watak
seseorang tokoh ataupun seekor binatang.

Berikut ini beberapa contoh Tari Tunggal dari berbagai daerah di Indonesia.
a. Tari Kancet Ledo dari Kalimantan (Dayak Kenyah)
b. Tari Gandrung dari Bayuwangi
c. Tari Taledhek dari Jawa timur
d. Gambyong dari Jawa Tengah
e. Tari Cokek dari jawa barat
f. Tari batek Baris dari Sumbawa
g. Tari Kancet Papatai dari Kalimantan
h. Tari kancet lasan dari kalimantan
i. Tari Leleng dari kalimantan
j. Tari Dewa memanah dari Kutai Kartanegara
k. Tari Persembahan dari Kutai Kartanegara
l. Tari Serimpi dari Jawa Tengah
m. Tari Hudok dari Kalimantan
n. Tari Bondan dari jawa Tengah
o. Tari Golek Manis dari Jawa tengah
p. Tari Golek Kenya dari Jawa tengah
q. Tari Mani Puren
r. Tari Merak dari Sunda dan Bali
s. Tari Pendet dari Bali

Adil, S.Pd

video musik flut


download disini


Widget by rayhand green gallery
[close/tutup]